Kamis, 02 April 2015


KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 

Hasil gambar untuk GAMBAR KEBUTUHAN DASAR KEBIDANAN
KDK I

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Pengantar psikologi sosial
Sejarah Psikologi Sosial
Masa pralahir dan tahun-tahun awal psikologi social. Konsep psikologi di sebut sebagai folk psychologist. Sebulan ini berlaku bagi ilmuan Jerman pada pertengahan abad ke-19 era peperangan, perang dunia IIsampai tahun 1960Kurt Lewin sebagai salah satu tokoh psikologi sosialpaska perang dunia ke II bermunculan penelitian yang di dasarkan pada kejadian perang dunia II terkenal dengan rumusan teoris tingkah laku.
·                    Masa pendewasaan dan masa depan
Tahun 1970 dan 1980 an merupakan puncak masa pendewasaan psikologi sosial.
·        Sekilas perkembangan psikologi sosial di Indonesia
Kelahiran psikosisal di Indonesia menjadi awal perbedaan psikososial di Indonesia. Di awali dengan munculnya psikologi sosial di fakuyltas psikologi UI pada tahun 1967.
·        Perkembangan jurnal psikologi sosial
Sekitar 50-an muncul berbagai jurnal psikologi sosial modern. Beberapa jurnal ternama di Eropa misalnya European Journal Of Social Psyehology.
Penjelasan Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang yang relatif mudadi bandingkan dengan cabang-cabang psikologi lainnya. Antara Akal Sehat dan Ilmu Pengetahuan
Psikologi adalah ilmu tentang prilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi adalah ilmu yang paling dekat dengan manusia/diri kita semua.
Sebagai ilmu psikologi sosial tidak mendasarkan diri dari padsa pemikiran atau akal sehat semata, melainkan mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sosial yaitu :

1.      Berdasarkan data empiris, terukur, dan terverifikasi
2.      Menggunakan teori-teori dan prosedur analisis yang sudah baku atau teruji.
3.      Berusaha memahami penyebab dari perilaku atau pemikiran sosial seseorang.
4.      Mempelajari proses kognitif.
5.      Memperhitungkan factor lingkungan fisik dan.
6.      Memperhatikan fackor budaya.

Bahasan psikologi sosial
Psikologi sosial merupakan ilmu tentang bagaimana masyarakat berperilaku dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari.ilmu ini berfokus pada apa yaang terjadi dalam masyarakat dan bagaimana mereka berinteraksi. Psikoogi sosial berupaya menemukan bentuk hubungan interaksi.
Schuzt (1953) mendiskusikan pandangan teori common sense lebih rinci dari membedakannya melalui teori first order dan teori second orer. Teori first order merupakan penjelasan psikologi yang nyata yang digunakan oleh ‘common sense’ setiap hari, sedangkan teori second order dinyatakan sebgai teori psikologi sosial. Teori secondorder memakai teori first order sebagai dasar utama

Bidang psikologi sosial dan ligkungan
Psikologi sosial adalah bagian dari piskologi yang membidangi aktivitas-aktifitas kemasyrakatan secara umum.
Tugas-tugas psikolog sosial adalah , melakukan penelitian kasus-kasus sosial, seperti mengembangkan teknik-teknik pengukuran sikap, pendapatatau opini. Misal nya,meneliti pendapat masyarakat terhadap efektifitas alat kontrasepsi terhadap pengendalian tingkat kehamilan pada ibu-ibu muda.
Psikolgi lingkungan adalah bidang psikologi yang menangani masalah-masalah lingkungan hidup dan lingkungn kerj, seperi ergonomi pada tingkat kebisingan, pencemaran udara, air limbah , kepadatan pendudk, perencanaan daerah pemukiman, rancangan area kerja, dsb.

Konsep Dasar Psikososial
Dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Kebutuhan Psikososial
A.    PENGERTIAN PSIKOSOSIAL
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
B.  STATUS EMOSI
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
C.  KONSEP DIRI
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
Konsep diri adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
·        Berkembang secara bertahap,  saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan orang lain.
·        Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan.
·        Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.

 Konsep diri (self-concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
 Konsep diri adalah semua tanda,keyakinan, dan pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat mempengaruhi hubungan nyaorang lain,termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.

Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.

Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain  atau
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima  berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.

Komponen konsep diri
ü  Gambaran citra diri
Biasa disebut body image mencakup sikap individu terhadap tubuhnyasendiri,termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya
Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas, femininitas dan maskulinitas, keremajaan, kesehatan, dan kekuatan.
Citra diri dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Contoh yang lebih spesifik yaitu seperti masa pubertas dan penuaan terlihat lebih jelas pada citra diri dibandingkan pada aspek-aspek konsep diri lainnya.
Citra diri ini dipengaruhi oleh nilai sosial budaya.



ü  Harga diri
Disebut juga self-estem adalah,penilaan individu tentang dirinya dengan menganalisis sesuai antara perilaku dan ideal diri yang lain. Dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain.
ü  Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisi nya dimasyarakat, misal nya sbg orang tua, atasan, teman dekat, dsb.
ü  Identitas diri
Adalah, penilaian individu tentang dirinya sbg suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencakup konsistensi seseorangt sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain.

Kebutuhan psikososial
Yang dapat diambil dalam contoh,
Hak-hak pasien
Hak pasien merupakan bagiandari hak manusia, mengingat hak merupakan tuntuan secara rasional dalam situasi tertentu. Setiap manusia mempunyai hak untuk dihargai sebagai manusia. Beberapa hak pasien dalam pelayanan kesehata,adalah sebg berikut:
1.      Hak mendapat pelayanan kesehatan yang adil, memadai, dan berkualitas.
2.      Hak untuk diberikan informasi
3.      Hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan
4.      Hak untuk diberikan informed consent
5.      Hak untuk menolak suatu consent
6.      Hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong
7.      Hak untuk mempunyai pendapat
8.      Hak untuk diperlakukan secara hormat
9.      Hak untuk konfidentialitas memperoleh kerahasiaan termasuk privasi
10. Hak untuk memilih integritas tubuh
Tahap perkembangan konsep diri
Menurut teori psikososial, dibagi kedalam beberapa tahap,yaitu :
1-1 tahun
v menumbuhkan rasa percaya diri dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
v Membedakan diri nya dari lingkungan
3-3tahun
v Mulai menyatakan apa yang disukai dan tidak
v Meningkat nya kemandirian dalam berpikir dan bertindak
v Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
v Mengemangkan diri
3-6 tahun
v Memiliki inisiatif
v Mengenai jenis kelamin
v Meningkatnya kesadaran diri
v Meningkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan seperti senang, kecewa, dsb
v Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga
6-12 tahun
v Menggabungkan umpan dari lingkungan nya
v Meningkat nya harga diri dengan keterampilan baru ( cara proses belajar, ataupun melakukan kegiatan aktifitas yang bermanfaat )
v Menguat nya identitas seksual
v Menyadari kekuatan dan kelemahan
12-20 tahun
v Menerima perubahan tubuh/kedewasaan
v Belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan
v Berinteraksi dengan orang-orang yang menurut nya menariksecara seksual atau intelektual
20-40 tahun
v Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang lain
v Meiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
v Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab
40-60tahun
v Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
v Mengevaluasi ulang tjuan hdup
v Merasa nyman dengan proses penuaan
Diatas 60 tahun
v Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
v Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikut  nya

Faktor yang mempengaruhi konsep diri
-         Lingkungan
Yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. L.fisik adalah,segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan L.paikologis adlah segala lingkungan yang dapatmenunjang kenymanan dan perbaikan yang dpt mempengaruhi perkembangan konsep diri

-         Pengalaman masalalu
Adanya umpan balik dari orang-orang penting, situasi stresor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalam sukses atau gagal sebelumnya, pengalamn penting dalam hidup,atau faktoryang berkaitan dengan masalah stresor, usia, sakit yang diderita, atau trauma, semuanya dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

-         Tingkat tumbuh kembang
Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai.

KONSEP DIRI REMAJA YANG SEHAT
Menurut Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina konsep diri yang sehat (positif), remaja perlu menilai diri sendiri.
Candles pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki penilaian diri sendiri, menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima keberadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya.
Mc Candles mengemukakan konsep  diri remaja sebagai berikut :
1.       Tepat dan sama.
Konsep Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan pada diri remaja tersebut, contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu berprestasi di sekolah, kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau seorang remaja laki-laki mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan tugas serta tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki.
2.      Fleksibel.
Konsep Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel atau keluwesan remaja dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya sebagai siswa di sekolah tugasnya adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya sebagai seorang kakak mengasuh adik dan membantu keluarga. Remaja ini mudah berubah pendapat, sulit dipercaya dan tidak tegas dalam menentukan jalan hidupnya.
3.      Kontrol diri.
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri sesuai standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain. Remaja ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang dituntut lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup
Kriteria Kepribadian sehat :
1.      Citra tubuh yang positif dan kuat
2.      ideal dan realitas
3.      Konsep diri yang positif
4.      Harga diri yang tinggi
5.      Kepuasan penampilan peran
6.      Identitas jelas.

Faktor risiko gangguan konsep diri

1.    Gangguan identitas diri
a)        Perubahan perkembangan.
b)        Trauma
c)        Jenis kelamin yang tidak sesuai
d)       Budaya yang tidak sesuai
2.      Gangguan citra tubuh (body image)
a)        Hilangnya bagian tubuh
b)        Perubahan perkembangan
c)        Kecacatan
3.      Gangguan harga diri
a)        Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b)        Kegagalan perkembangan
c)        Kegagalan mencapai tujuan hidup
d)       Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
4.  Gangguan peran
a)        Kehilangan peran
b)        Peran ganda
c)        Konflik peran
d)       Ketidakmampuan menampilkan peran

Ciri konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1.      Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2.      Tidak mau berkaca
3.      Menghindari diskusi tentan topic dirinya.
4.      Menolak usaha rehabilitasi.
5.      Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6.      Menginglari perubahan pada dirinya.
7.      Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
8.      Adanya tanda keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9.      Menolak berpartisipasi dalam perawatan diri.
10.  Tingkah laku merusak, seperti penggunaan narkoba.
11.  Menghindari kontak social.
12.  Kurang percaya diri.
2.  Stress dan Adaptasi
Stress mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya respons tubuh terhadap perubahan untuk mencapai normal. Sedangkan stressor adalah sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor dapat berasal dari internal misalnya, perubahan hormon, sakit maupun eksternal misalnya, temperatur dan pencemaran.
Respons yang tidak disadari pada saat tertentu disebut respons koping. Perubahan dari suatu keadaan dari respons akibat stressor disebut adaptasi. Adaptasi sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan antara lingkungan internal dan eksternal.
Contoh adaptasi misalnya: optimalnya semua fungsi tubuh, pertumbuhan normal, normalnya reaksi antara fisik dan emosi, kemampuan menolerir perubahan situasi.


a.            Fisiologi Stress dan Adaptasi

Tubuh selalu berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah, pernapasan. Maupun lingkungan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons normal atau tidak normal. Keadaan diman terjadi mekanisme relatif untuk mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis. Homeostatis dibagi menjadi dua yaitu homeostatis fisiologis misalnya, respons adanya peningkatan pernapasan saat berolahraga dan homeostatis psikologis misalnya, perasaan mencintai dan dicintai, perasaan aman dan nyaman.

b.            Respons fisiologi terhadap stress

Respons fisiologi terhadap stress dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu local adaptation syndrome  (LAS) yaitu respons lokal tubuh terhadap stressor misalnya kalau kita menginjak paku maka secara refleks kaki akan diangkat atau misalnya ada proses peradangan maka reaksi lokalnya dengan menambahkan sel darah putih pada lokasi peradangan dan general adaptation syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap stressor yang ada.
            Dalam proses GAS terdapat tiga fase:
1)   pertama, reaksi peringatan ditandai oleh peningkatan aktifitas neuroendokrin yang berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernapasan, metabolisme, glukosa dan dilatasi pupil.
2)   kedua, fase resisten dimana fungsi kembali normal, adanya LAS, adanya koping dan mekanisme pertahan.
3)   ketiga, fase kelelahan ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan tekanan darah, panik, krisis.
Dapat berupa depresi, marah, dan kecemasan. Kecemasan adalah respons emosional terhadap penilaian, misalnya cemas mengikuti ujian karena khawatir nilainya buruk. Ada empat tingkatan kecemasan, yaitu : 
1)       Cemas ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari–hari. Pada  tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati–hati dan waspada. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang dan tremor halus pada tangan.
2)  Cemas sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
3)      Cemas berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Respons kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dab sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, blocking, verbalisasi cepat dan perasaan ancaman meningkat.
4)      Panik
Pada tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa–apa walaupun telah diberi pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak–teriak, blocking, kehilangan kendali dan persepsi kacau.




a.     Faktor – faktor yang Dapat Menimbulkan Stres
a)    Lingkungan yang asing
b)   Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain
c)    Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d)   Masalah biaya
e)    Kurang informasi
f)    Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g)   Masalah pengobatan

Rentang Respon Emosional :
a.       Kepekaan emosiaonal
adalah Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
b.      Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
c.       Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
d.      Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.

e.       Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f.        Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung.

DEFINISI COPING
       Strategi  coping merupakan suatu upaya individu untuk menanggulagi stress yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
    Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).

JENIS-JENIS KOPING YANG KONSTRUKTIF/SEHAT
KOPING KONSTRUKTIF/MERUSAK :

1.Penalaran (Reasoning)                                                
Yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
2. Objektifitas
              Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak berkaitan.

3. Konsentrasi
                 Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
4. Humor
            Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor.
5. Supresi
            Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif.
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
            Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut.
7. Empati
            Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh orang lain.

KOPING POSITIF ( SEHAT)
1.Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
2. Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan.
3. Altruisme
            Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4. Penegasan diri (self assertion)
            Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5. Pengamatan diri (Self observation)
            Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
E.  HUBUNGAN SOSIAL
            Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.
            Hubungan sosial asosiatif adalah proses interaksi yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Hubungan sosial asosiatif memiliki bentuk-bentuk berikut ini.
a. Kerja sama
b. Akomodasi
             dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses. Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku. n masalah yang terjadi dapat dilakukan.
c. Asimilasi
             adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu lama.
d. Akulturasi
adalah suatu keadaan diterimanya unsur-unsur budaya asing ke dalam kebudayaan sendiri.
 terimakasih :)
DAFTAR PUSTAKA


·        Alimul aziz, 2008, kebutuhan dasar manusia,penerbit salemba medika,Jakarta.
·        Charles abraham,1997,psikologi sosial untuk perawat,penerbit buku kedokteran EGC,
·        Alimul aziz, 2008,keterampilan dasarpraktik klinik untuk kebidanan,penerbit salemba medika,Jakarta.
·        Pieter herri zan, 2010, pengantar psikologi untuk kebidanan, penerbit prenada media, rawamangun jakarta.
·        sarwestrijani,2013,kebutuhan dasar manusia:psikososial,
·       Siwi febrianti,2011, Kebutuhan psikososial , http://indahfebriyantisiwi.blogspot.com/p/kebutuhan-psikososial.html , selasa 23 september, 17.00
·        Febrianaadhe,2013,PSIKOSOSIAL, http://dedeol.blogspot.com/search/label/KDK,selasa 23 september,20.00.




0 komentar:

Posting Komentar


KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 

Hasil gambar untuk GAMBAR KEBUTUHAN DASAR KEBIDANAN
KDK I

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Pengantar psikologi sosial
Sejarah Psikologi Sosial
Masa pralahir dan tahun-tahun awal psikologi social. Konsep psikologi di sebut sebagai folk psychologist. Sebulan ini berlaku bagi ilmuan Jerman pada pertengahan abad ke-19 era peperangan, perang dunia IIsampai tahun 1960Kurt Lewin sebagai salah satu tokoh psikologi sosialpaska perang dunia ke II bermunculan penelitian yang di dasarkan pada kejadian perang dunia II terkenal dengan rumusan teoris tingkah laku.
·                    Masa pendewasaan dan masa depan
Tahun 1970 dan 1980 an merupakan puncak masa pendewasaan psikologi sosial.
·        Sekilas perkembangan psikologi sosial di Indonesia
Kelahiran psikosisal di Indonesia menjadi awal perbedaan psikososial di Indonesia. Di awali dengan munculnya psikologi sosial di fakuyltas psikologi UI pada tahun 1967.
·        Perkembangan jurnal psikologi sosial
Sekitar 50-an muncul berbagai jurnal psikologi sosial modern. Beberapa jurnal ternama di Eropa misalnya European Journal Of Social Psyehology.
Penjelasan Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang yang relatif mudadi bandingkan dengan cabang-cabang psikologi lainnya. Antara Akal Sehat dan Ilmu Pengetahuan
Psikologi adalah ilmu tentang prilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi adalah ilmu yang paling dekat dengan manusia/diri kita semua.
Sebagai ilmu psikologi sosial tidak mendasarkan diri dari padsa pemikiran atau akal sehat semata, melainkan mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sosial yaitu :

1.      Berdasarkan data empiris, terukur, dan terverifikasi
2.      Menggunakan teori-teori dan prosedur analisis yang sudah baku atau teruji.
3.      Berusaha memahami penyebab dari perilaku atau pemikiran sosial seseorang.
4.      Mempelajari proses kognitif.
5.      Memperhitungkan factor lingkungan fisik dan.
6.      Memperhatikan fackor budaya.

Bahasan psikologi sosial
Psikologi sosial merupakan ilmu tentang bagaimana masyarakat berperilaku dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari.ilmu ini berfokus pada apa yaang terjadi dalam masyarakat dan bagaimana mereka berinteraksi. Psikoogi sosial berupaya menemukan bentuk hubungan interaksi.
Schuzt (1953) mendiskusikan pandangan teori common sense lebih rinci dari membedakannya melalui teori first order dan teori second orer. Teori first order merupakan penjelasan psikologi yang nyata yang digunakan oleh ‘common sense’ setiap hari, sedangkan teori second order dinyatakan sebgai teori psikologi sosial. Teori secondorder memakai teori first order sebagai dasar utama

Bidang psikologi sosial dan ligkungan
Psikologi sosial adalah bagian dari piskologi yang membidangi aktivitas-aktifitas kemasyrakatan secara umum.
Tugas-tugas psikolog sosial adalah , melakukan penelitian kasus-kasus sosial, seperti mengembangkan teknik-teknik pengukuran sikap, pendapatatau opini. Misal nya,meneliti pendapat masyarakat terhadap efektifitas alat kontrasepsi terhadap pengendalian tingkat kehamilan pada ibu-ibu muda.
Psikolgi lingkungan adalah bidang psikologi yang menangani masalah-masalah lingkungan hidup dan lingkungn kerj, seperi ergonomi pada tingkat kebisingan, pencemaran udara, air limbah , kepadatan pendudk, perencanaan daerah pemukiman, rancangan area kerja, dsb.

Konsep Dasar Psikososial
Dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Kebutuhan Psikososial
A.    PENGERTIAN PSIKOSOSIAL
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
B.  STATUS EMOSI
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
C.  KONSEP DIRI
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
Konsep diri adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
·        Berkembang secara bertahap,  saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan orang lain.
·        Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan.
·        Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.

 Konsep diri (self-concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
 Konsep diri adalah semua tanda,keyakinan, dan pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat mempengaruhi hubungan nyaorang lain,termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.

Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.

Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain  atau
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima  berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.

Komponen konsep diri
ü  Gambaran citra diri
Biasa disebut body image mencakup sikap individu terhadap tubuhnyasendiri,termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya
Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas, femininitas dan maskulinitas, keremajaan, kesehatan, dan kekuatan.
Citra diri dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Contoh yang lebih spesifik yaitu seperti masa pubertas dan penuaan terlihat lebih jelas pada citra diri dibandingkan pada aspek-aspek konsep diri lainnya.
Citra diri ini dipengaruhi oleh nilai sosial budaya.



ü  Harga diri
Disebut juga self-estem adalah,penilaan individu tentang dirinya dengan menganalisis sesuai antara perilaku dan ideal diri yang lain. Dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain.
ü  Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisi nya dimasyarakat, misal nya sbg orang tua, atasan, teman dekat, dsb.
ü  Identitas diri
Adalah, penilaian individu tentang dirinya sbg suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencakup konsistensi seseorangt sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain.

Kebutuhan psikososial
Yang dapat diambil dalam contoh,
Hak-hak pasien
Hak pasien merupakan bagiandari hak manusia, mengingat hak merupakan tuntuan secara rasional dalam situasi tertentu. Setiap manusia mempunyai hak untuk dihargai sebagai manusia. Beberapa hak pasien dalam pelayanan kesehata,adalah sebg berikut:
1.      Hak mendapat pelayanan kesehatan yang adil, memadai, dan berkualitas.
2.      Hak untuk diberikan informasi
3.      Hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan
4.      Hak untuk diberikan informed consent
5.      Hak untuk menolak suatu consent
6.      Hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong
7.      Hak untuk mempunyai pendapat
8.      Hak untuk diperlakukan secara hormat
9.      Hak untuk konfidentialitas memperoleh kerahasiaan termasuk privasi
10. Hak untuk memilih integritas tubuh
Tahap perkembangan konsep diri
Menurut teori psikososial, dibagi kedalam beberapa tahap,yaitu :
1-1 tahun
v menumbuhkan rasa percaya diri dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
v Membedakan diri nya dari lingkungan
3-3tahun
v Mulai menyatakan apa yang disukai dan tidak
v Meningkat nya kemandirian dalam berpikir dan bertindak
v Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
v Mengemangkan diri
3-6 tahun
v Memiliki inisiatif
v Mengenai jenis kelamin
v Meningkatnya kesadaran diri
v Meningkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan seperti senang, kecewa, dsb
v Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga
6-12 tahun
v Menggabungkan umpan dari lingkungan nya
v Meningkat nya harga diri dengan keterampilan baru ( cara proses belajar, ataupun melakukan kegiatan aktifitas yang bermanfaat )
v Menguat nya identitas seksual
v Menyadari kekuatan dan kelemahan
12-20 tahun
v Menerima perubahan tubuh/kedewasaan
v Belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan
v Berinteraksi dengan orang-orang yang menurut nya menariksecara seksual atau intelektual
20-40 tahun
v Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang lain
v Meiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
v Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab
40-60tahun
v Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
v Mengevaluasi ulang tjuan hdup
v Merasa nyman dengan proses penuaan
Diatas 60 tahun
v Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
v Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikut  nya

Faktor yang mempengaruhi konsep diri
-         Lingkungan
Yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. L.fisik adalah,segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan L.paikologis adlah segala lingkungan yang dapatmenunjang kenymanan dan perbaikan yang dpt mempengaruhi perkembangan konsep diri

-         Pengalaman masalalu
Adanya umpan balik dari orang-orang penting, situasi stresor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalam sukses atau gagal sebelumnya, pengalamn penting dalam hidup,atau faktoryang berkaitan dengan masalah stresor, usia, sakit yang diderita, atau trauma, semuanya dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

-         Tingkat tumbuh kembang
Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai.

KONSEP DIRI REMAJA YANG SEHAT
Menurut Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina konsep diri yang sehat (positif), remaja perlu menilai diri sendiri.
Candles pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki penilaian diri sendiri, menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima keberadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya.
Mc Candles mengemukakan konsep  diri remaja sebagai berikut :
1.       Tepat dan sama.
Konsep Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan pada diri remaja tersebut, contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu berprestasi di sekolah, kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau seorang remaja laki-laki mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan tugas serta tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki.
2.      Fleksibel.
Konsep Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel atau keluwesan remaja dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya sebagai siswa di sekolah tugasnya adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya sebagai seorang kakak mengasuh adik dan membantu keluarga. Remaja ini mudah berubah pendapat, sulit dipercaya dan tidak tegas dalam menentukan jalan hidupnya.
3.      Kontrol diri.
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri sesuai standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain. Remaja ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang dituntut lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup
Kriteria Kepribadian sehat :
1.      Citra tubuh yang positif dan kuat
2.      ideal dan realitas
3.      Konsep diri yang positif
4.      Harga diri yang tinggi
5.      Kepuasan penampilan peran
6.      Identitas jelas.

Faktor risiko gangguan konsep diri

1.    Gangguan identitas diri
a)        Perubahan perkembangan.
b)        Trauma
c)        Jenis kelamin yang tidak sesuai
d)       Budaya yang tidak sesuai
2.      Gangguan citra tubuh (body image)
a)        Hilangnya bagian tubuh
b)        Perubahan perkembangan
c)        Kecacatan
3.      Gangguan harga diri
a)        Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b)        Kegagalan perkembangan
c)        Kegagalan mencapai tujuan hidup
d)       Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
4.  Gangguan peran
a)        Kehilangan peran
b)        Peran ganda
c)        Konflik peran
d)       Ketidakmampuan menampilkan peran

Ciri konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1.      Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2.      Tidak mau berkaca
3.      Menghindari diskusi tentan topic dirinya.
4.      Menolak usaha rehabilitasi.
5.      Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6.      Menginglari perubahan pada dirinya.
7.      Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
8.      Adanya tanda keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9.      Menolak berpartisipasi dalam perawatan diri.
10.  Tingkah laku merusak, seperti penggunaan narkoba.
11.  Menghindari kontak social.
12.  Kurang percaya diri.
2.  Stress dan Adaptasi
Stress mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya respons tubuh terhadap perubahan untuk mencapai normal. Sedangkan stressor adalah sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor dapat berasal dari internal misalnya, perubahan hormon, sakit maupun eksternal misalnya, temperatur dan pencemaran.
Respons yang tidak disadari pada saat tertentu disebut respons koping. Perubahan dari suatu keadaan dari respons akibat stressor disebut adaptasi. Adaptasi sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan antara lingkungan internal dan eksternal.
Contoh adaptasi misalnya: optimalnya semua fungsi tubuh, pertumbuhan normal, normalnya reaksi antara fisik dan emosi, kemampuan menolerir perubahan situasi.


a.            Fisiologi Stress dan Adaptasi

Tubuh selalu berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah, pernapasan. Maupun lingkungan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons normal atau tidak normal. Keadaan diman terjadi mekanisme relatif untuk mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis. Homeostatis dibagi menjadi dua yaitu homeostatis fisiologis misalnya, respons adanya peningkatan pernapasan saat berolahraga dan homeostatis psikologis misalnya, perasaan mencintai dan dicintai, perasaan aman dan nyaman.

b.            Respons fisiologi terhadap stress

Respons fisiologi terhadap stress dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu local adaptation syndrome  (LAS) yaitu respons lokal tubuh terhadap stressor misalnya kalau kita menginjak paku maka secara refleks kaki akan diangkat atau misalnya ada proses peradangan maka reaksi lokalnya dengan menambahkan sel darah putih pada lokasi peradangan dan general adaptation syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap stressor yang ada.
            Dalam proses GAS terdapat tiga fase:
1)   pertama, reaksi peringatan ditandai oleh peningkatan aktifitas neuroendokrin yang berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernapasan, metabolisme, glukosa dan dilatasi pupil.
2)   kedua, fase resisten dimana fungsi kembali normal, adanya LAS, adanya koping dan mekanisme pertahan.
3)   ketiga, fase kelelahan ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan tekanan darah, panik, krisis.
Dapat berupa depresi, marah, dan kecemasan. Kecemasan adalah respons emosional terhadap penilaian, misalnya cemas mengikuti ujian karena khawatir nilainya buruk. Ada empat tingkatan kecemasan, yaitu : 
1)       Cemas ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari–hari. Pada  tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati–hati dan waspada. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang dan tremor halus pada tangan.
2)  Cemas sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
3)      Cemas berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Respons kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dab sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, blocking, verbalisasi cepat dan perasaan ancaman meningkat.
4)      Panik
Pada tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa–apa walaupun telah diberi pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak–teriak, blocking, kehilangan kendali dan persepsi kacau.




a.     Faktor – faktor yang Dapat Menimbulkan Stres
a)    Lingkungan yang asing
b)   Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain
c)    Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d)   Masalah biaya
e)    Kurang informasi
f)    Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g)   Masalah pengobatan

Rentang Respon Emosional :
a.       Kepekaan emosiaonal
adalah Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
b.      Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
c.       Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
d.      Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.

e.       Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f.        Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung.

DEFINISI COPING
       Strategi  coping merupakan suatu upaya individu untuk menanggulagi stress yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
    Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).

JENIS-JENIS KOPING YANG KONSTRUKTIF/SEHAT
KOPING KONSTRUKTIF/MERUSAK :

1.Penalaran (Reasoning)                                                
Yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
2. Objektifitas
              Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak berkaitan.

3. Konsentrasi
                 Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
4. Humor
            Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor.
5. Supresi
            Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif.
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
            Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut.
7. Empati
            Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh orang lain.

KOPING POSITIF ( SEHAT)
1.Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
2. Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan.
3. Altruisme
            Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4. Penegasan diri (self assertion)
            Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5. Pengamatan diri (Self observation)
            Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
E.  HUBUNGAN SOSIAL
            Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.
            Hubungan sosial asosiatif adalah proses interaksi yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Hubungan sosial asosiatif memiliki bentuk-bentuk berikut ini.
a. Kerja sama
b. Akomodasi
             dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses. Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku. n masalah yang terjadi dapat dilakukan.
c. Asimilasi
             adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu lama.
d. Akulturasi
adalah suatu keadaan diterimanya unsur-unsur budaya asing ke dalam kebudayaan sendiri.
 terimakasih :)
DAFTAR PUSTAKA


·        Alimul aziz, 2008, kebutuhan dasar manusia,penerbit salemba medika,Jakarta.
·        Charles abraham,1997,psikologi sosial untuk perawat,penerbit buku kedokteran EGC,
·        Alimul aziz, 2008,keterampilan dasarpraktik klinik untuk kebidanan,penerbit salemba medika,Jakarta.
·        Pieter herri zan, 2010, pengantar psikologi untuk kebidanan, penerbit prenada media, rawamangun jakarta.
·        sarwestrijani,2013,kebutuhan dasar manusia:psikososial,
·       Siwi febrianti,2011, Kebutuhan psikososial , http://indahfebriyantisiwi.blogspot.com/p/kebutuhan-psikososial.html , selasa 23 september, 17.00
·        Febrianaadhe,2013,PSIKOSOSIAL, http://dedeol.blogspot.com/search/label/KDK,selasa 23 september,20.00.




0 komentar:

Posting Komentar

I love Purple

Terimakasih Anda Penyimak Yang baik Ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Post Popular