KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
KDK I |
KEBUTUHAN
PSIKOSOSIAL
Pengantar
psikologi sosial
Sejarah Psikologi Sosial
Masa pralahir
dan tahun-tahun awal psikologi social. Konsep psikologi di sebut sebagai folk psychologist. Sebulan ini berlaku
bagi ilmuan Jerman pada pertengahan abad ke-19 era peperangan, perang dunia IIsampai tahun 1960Kurt Lewin sebagai
salah satu tokoh psikologi sosialpaska perang dunia ke II bermunculan
penelitian yang di dasarkan pada kejadian perang dunia II terkenal dengan
rumusan teoris tingkah laku.
·
Masa
pendewasaan dan masa depan
Tahun 1970 dan
1980 an merupakan puncak masa pendewasaan psikologi sosial.
·
Sekilas
perkembangan psikologi sosial di Indonesia
Kelahiran
psikosisal di Indonesia menjadi awal perbedaan psikososial di Indonesia. Di
awali dengan munculnya psikologi sosial di fakuyltas psikologi UI pada tahun
1967.
·
Perkembangan
jurnal psikologi sosial
Sekitar 50-an
muncul berbagai jurnal psikologi sosial modern. Beberapa jurnal ternama di
Eropa misalnya European Journal Of Social Psyehology.
Penjelasan Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang yang relatif mudadi bandingkan dengan
cabang-cabang psikologi lainnya. Antara Akal Sehat dan Ilmu Pengetahuan
Psikologi adalah
ilmu tentang prilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi adalah ilmu yang
paling dekat dengan manusia/diri kita semua.
Sebagai ilmu
psikologi sosial tidak mendasarkan diri dari padsa pemikiran atau akal sehat
semata, melainkan mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu
pengetahuan sosial yaitu :
1. Berdasarkan data empiris, terukur, dan terverifikasi
2. Menggunakan teori-teori dan prosedur analisis yang
sudah baku atau teruji.
3. Berusaha memahami penyebab dari perilaku atau
pemikiran sosial seseorang.
4. Mempelajari proses kognitif.
5. Memperhitungkan factor lingkungan fisik dan.
6. Memperhatikan fackor budaya.
Bahasan
psikologi sosial
Psikologi sosial merupakan ilmu
tentang bagaimana masyarakat berperilaku dalam kehidupan sosial mereka
sehari-hari.ilmu ini berfokus pada apa yaang terjadi dalam masyarakat dan
bagaimana mereka berinteraksi. Psikoogi sosial berupaya menemukan bentuk
hubungan interaksi.
Schuzt
(1953) mendiskusikan pandangan teori common sense lebih
rinci dari membedakannya melalui teori first order dan teori second orer. Teori
first order merupakan penjelasan psikologi yang nyata yang digunakan oleh
‘common sense’ setiap hari, sedangkan teori second order dinyatakan sebgai
teori psikologi sosial. Teori secondorder memakai teori first order sebagai
dasar utama
Bidang
psikologi sosial dan ligkungan
Psikologi sosial adalah bagian dari
piskologi yang membidangi aktivitas-aktifitas kemasyrakatan secara umum.
Tugas-tugas psikolog sosial adalah
, melakukan penelitian kasus-kasus sosial, seperti mengembangkan teknik-teknik
pengukuran sikap, pendapatatau opini. Misal nya,meneliti pendapat masyarakat
terhadap efektifitas alat kontrasepsi terhadap pengendalian tingkat kehamilan
pada ibu-ibu muda.
Psikolgi lingkungan adalah bidang
psikologi yang menangani masalah-masalah lingkungan hidup dan lingkungn kerj,
seperi ergonomi pada tingkat kebisingan, pencemaran udara, air limbah ,
kepadatan pendudk, perencanaan daerah pemukiman, rancangan area kerja, dsb.
Konsep Dasar Psikososial
Dalam
kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan
manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri
diperlukan konsep diri yang sehat.
Kebutuhan Psikososial
A. PENGERTIAN
PSIKOSOSIAL
Manusia
adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
B. STATUS EMOSI
Setiap
individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta,
kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan
tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi.
Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau
prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak
pasti.
C. KONSEP DIRI
Konsep
diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya
dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain.
Pembentukan
konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
Konsep
diri adalah Semua
perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
·
Berkembang
secara bertahap, saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan
orang lain.
·
Pembentukan
KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan.
·
Tercapai
aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.
Konsep diri (self-concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial
yang tidak didapat sejak lahir. Konsep diri ini berkembang secara bertahap
sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
Konsep diri adalah semua tanda,keyakinan, dan
pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat
mempengaruhi hubungan nyaorang lain,termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide,
dan tujuan.
Konsep
diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya
dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain.
Pembentukan
konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
Kebutuhan
interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan
berkesinambungan.
Kebutuhan
akan inklusi :
Merupakan
kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang.
Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan
memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab
perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
Kebutuhan
akan kontrol :
Berhubungan
dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan
orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh:
Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat
terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang
mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku
itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang
lain atau
Kebutuhan
Afeksi :
Seseorang
membangun hubungan saling memberi dan saling menerima berdasarkan saling
menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara
emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.
Komponen
konsep diri
ü Gambaran citra diri
Biasa disebut body image mencakup sikap individu terhadap
tubuhnyasendiri,termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya
Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang
terkait dengan seksualitas, femininitas dan maskulinitas, keremajaan,
kesehatan, dan kekuatan.
Citra diri dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Contoh yang lebih spesifik yaitu seperti masa
pubertas dan penuaan terlihat lebih jelas pada citra diri dibandingkan pada
aspek-aspek konsep diri lainnya.
Citra diri ini dipengaruhi oleh nilai sosial budaya.
ü Harga diri
Disebut juga self-estem adalah,penilaan individu tentang dirinya dengan
menganalisis sesuai antara perilaku dan ideal diri yang lain. Dapat diperoleh
melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain.
ü Peran
Peran adalah serangkaian perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam
masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisi nya dimasyarakat, misal nya sbg orang tua,
atasan, teman dekat, dsb.
ü Identitas diri
Adalah, penilaian individu tentang dirinya sbg suatu
kesatuan yang utuh. Identitas mencakup konsistensi seseorangt sepanjang waktu
dan dalam berbagai keadaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain.
Kebutuhan
psikososial
Yang dapat diambil
dalam contoh,
Hak-hak
pasien
Hak
pasien merupakan bagiandari hak manusia, mengingat hak merupakan tuntuan secara
rasional dalam situasi tertentu. Setiap manusia mempunyai hak untuk dihargai
sebagai manusia. Beberapa hak pasien dalam pelayanan kesehata,adalah sebg
berikut:
1. Hak
mendapat pelayanan kesehatan yang adil, memadai, dan berkualitas.
2. Hak
untuk diberikan informasi
3. Hak
untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan
4. Hak
untuk diberikan informed consent
5. Hak
untuk menolak suatu consent
6. Hak
untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong
7. Hak
untuk mempunyai pendapat
8. Hak
untuk diperlakukan secara hormat
9. Hak
untuk konfidentialitas memperoleh kerahasiaan termasuk privasi
10. Hak
untuk memilih integritas tubuh
Tahap
perkembangan konsep diri
Menurut teori psikososial, dibagi kedalam beberapa
tahap,yaitu :
1-1 tahun
v menumbuhkan
rasa percaya diri dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang
lain.
v Membedakan
diri nya dari lingkungan
3-3tahun
v Mulai
menyatakan apa yang disukai dan tidak
v Meningkat
nya kemandirian dalam berpikir dan bertindak
v Menghargai
penampilan dan fungsi tubuh
v Mengemangkan
diri
3-6
tahun
v Memiliki
inisiatif
v Mengenai
jenis kelamin
v Meningkatnya
kesadaran diri
v Meningkatnya
keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan seperti senang,
kecewa, dsb
v Sensitif
terhadap umpan balik dari keluarga
6-12
tahun
v Menggabungkan
umpan dari lingkungan nya
v Meningkat
nya harga diri dengan keterampilan baru ( cara proses belajar, ataupun
melakukan kegiatan aktifitas yang bermanfaat )
v Menguat
nya identitas seksual
v Menyadari
kekuatan dan kelemahan
12-20
tahun
v Menerima
perubahan tubuh/kedewasaan
v Belajar
tentang sikap, nilai, dan keyakinan
v Berinteraksi
dengan orang-orang yang menurut nya menariksecara seksual atau intelektual
20-40
tahun
v Memiliki
hubungan yang intim dengan keluarga dan orang lain
v Meiliki
perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
v Mengalami
keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab
40-60tahun
v Dapat
menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
v Mengevaluasi
ulang tjuan hdup
v Merasa
nyman dengan proses penuaan
Diatas
60 tahun
v Merasa
positif mengenai hidup dan makna kehidupan
v Berkeinginan
untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikut nya
Faktor
yang mempengaruhi konsep diri
-
Lingkungan
Yang dimaksud disini adalah
lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. L.fisik adalah,segala sarana yang
dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan L.paikologis adlah segala
lingkungan yang dapatmenunjang kenymanan dan perbaikan yang dpt mempengaruhi
perkembangan konsep diri
-
Pengalaman
masalalu
Adanya umpan balik dari orang-orang
penting, situasi stresor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalam sukses atau
gagal sebelumnya, pengalamn penting dalam hidup,atau faktoryang berkaitan
dengan masalah stresor, usia, sakit yang diderita, atau trauma, semuanya dapat
mempengaruhi perkembangan konsep diri.
-
Tingkat
tumbuh kembang
Adanya dukungan mental yang cukup
akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa
tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai.
KONSEP DIRI REMAJA YANG SEHAT
Menurut
Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan
bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina konsep diri yang sehat
(positif), remaja perlu menilai diri sendiri.
Candles
pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki penilaian diri sendiri,
menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima keberadaan dirinya sendiri
sebagaimana adanya.
Mc Candles mengemukakan konsep diri remaja sebagai berikut
:
1.
Tepat dan sama.
Konsep Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan
pada diri remaja tersebut, contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu
berprestasi di sekolah, kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau
seorang remaja laki-laki mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan
tugas serta tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki.
2. Fleksibel.
Konsep Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel
atau keluwesan remaja dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya
sebagai siswa di sekolah tugasnya adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya
sebagai seorang kakak mengasuh adik dan membantu keluarga. Remaja ini mudah
berubah pendapat, sulit dipercaya dan tidak tegas dalam menentukan jalan
hidupnya.
3. Kontrol
diri.
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya
sendiri sesuai standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang
lain. Remaja ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang
dituntut lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup
Kriteria Kepribadian sehat :
1. Citra tubuh yang
positif dan kuat
2. ideal dan realitas
3. Konsep diri yang
positif
4. Harga diri yang
tinggi
5. Kepuasan penampilan
peran
6. Identitas jelas.
Faktor risiko gangguan
konsep diri
1.
Gangguan identitas diri
a) Perubahan
perkembangan.
b) Trauma
c) Jenis
kelamin yang tidak sesuai
d) Budaya yang
tidak sesuai
2.
Gangguan citra tubuh (body image)
a) Hilangnya
bagian tubuh
b) Perubahan
perkembangan
c) Kecacatan
3.
Gangguan harga diri
a) Hubungan interpersonal
yang tidak harmonis
b) Kegagalan
perkembangan
c) Kegagalan
mencapai tujuan hidup
d) Kegagalan dalam
mengikuti aturan normal
4. Gangguan peran
a)
Kehilangan peran
b) Peran
ganda
c) Konflik
peran
d) Ketidakmampuan
menampilkan peran
Ciri konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1. Menghindari sentuhan
atau melihat bagian tubuh tertentu.
2. Tidak mau berkaca
3. Menghindari diskusi
tentan topic dirinya.
4. Menolak usaha
rehabilitasi.
5. Melakukan usaha
sendiri dengan tidak tepat
6. Menginglari perubahan
pada dirinya.
7. Peningkatan
ketergantungan pada orang lain.
8. Adanya tanda
keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9. Menolak
berpartisipasi dalam perawatan diri.
10. Tingkah laku merusak, seperti penggunaan
narkoba.
11. Menghindari kontak social.
12. Kurang percaya diri.
2. Stress
dan Adaptasi
Stress
mempunyai efek positif dan
negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya
respons tubuh terhadap perubahan untuk mencapai normal. Sedangkan stressor adalah sesuatu yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor dapat berasal dari internal
misalnya, perubahan hormon, sakit maupun eksternal misalnya, temperatur dan
pencemaran.
Respons
yang tidak disadari pada saat tertentu disebut respons koping. Perubahan dari suatu keadaan dari respons akibat
stressor disebut adaptasi. Adaptasi
sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan antara lingkungan internal dan
eksternal.
Contoh adaptasi
misalnya: optimalnya semua fungsi tubuh, pertumbuhan normal, normalnya reaksi
antara fisik dan emosi, kemampuan menolerir perubahan situasi.
a.
Fisiologi Stress dan Adaptasi
Tubuh
selalu berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik
lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah, pernapasan. Maupun
lingkungan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons
normal atau tidak normal. Keadaan diman terjadi mekanisme relatif untuk
mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis.
Homeostatis dibagi menjadi dua yaitu homeostatis
fisiologis misalnya, respons adanya peningkatan pernapasan saat berolahraga
dan homeostatis psikologis misalnya,
perasaan mencintai dan dicintai, perasaan aman dan nyaman.
b.
Respons fisiologi terhadap stress
Respons
fisiologi terhadap stress dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu local adaptation syndrome (LAS) yaitu respons lokal tubuh terhadap
stressor misalnya kalau kita menginjak paku maka secara refleks kaki akan
diangkat atau misalnya ada proses peradangan maka reaksi lokalnya dengan
menambahkan sel darah putih pada lokasi peradangan dan general adaptation syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap
stressor yang ada.
Dalam proses GAS terdapat tiga fase:
1) pertama, reaksi peringatan ditandai oleh peningkatan aktifitas neuroendokrin
yang berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernapasan, metabolisme, glukosa
dan dilatasi pupil.
2) kedua, fase resisten dimana fungsi kembali normal, adanya LAS, adanya
koping dan mekanisme pertahan.
3) ketiga, fase kelelahan ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan
tekanan darah, panik, krisis.
Dapat
berupa depresi, marah, dan kecemasan. Kecemasan
adalah respons emosional terhadap penilaian, misalnya cemas mengikuti ujian
karena khawatir nilainya buruk. Ada empat tingkatan kecemasan, yaitu :
1) Cemas ringan
Cemas ringan berhubungan
dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari–hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati–hati dan waspada. Respons cemas ringan seperti sesekali
bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang dan tremor
halus pada tangan.
2)
Cemas sedang
Pada tingkat ini lahan
persepsi terhadap masalah menurun. Respons cemas sedang seperti sering napas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang
pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan
lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
3) Cemas berat
Pada cemas berat lahan
persepsi sangat sempit. Respons kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, berkeringat dab sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, blocking, verbalisasi cepat dan perasaan
ancaman meningkat.
4)
Panik
Pada
tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa–apa walaupun
telah diberi pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak
dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak–teriak, blocking, kehilangan kendali dan
persepsi kacau.
a.
Faktor – faktor yang Dapat Menimbulkan Stres
a)
Lingkungan yang asing
b)
Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan
orang lain
c)
Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d) Masalah
biaya
e)
Kurang informasi
f)
Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g)
Masalah pengobatan
Rentang Respon Emosional :
a. Kepekaan emosiaonal
adalah
Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia
internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan
sadar akan perasaannya sendiri.
b.
Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai
respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi
suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
c.
Supresi emosi
Mungkin
tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari
keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif
seseorang.
d.
Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap
kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata
pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan
proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
e.
Depresi atau melankolia
Suatu
kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional,
reaksi, penyakit atau klinik.
f. Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan
dan mudah tersinggung.
DEFINISI
COPING
Strategi coping merupakan suatu upaya individu
untuk menanggulagi stress yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan
cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman
dalam dirinya sendiri.
Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan
tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
JENIS-JENIS
KOPING YANG KONSTRUKTIF/SEHAT
KOPING KONSTRUKTIF/MERUSAK :
1.Penalaran (Reasoning)
Yaitu penggunaan
kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan
masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling
menguntungkan.
2. Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen
emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan
ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang
berhubungan dengan persoalan yang tidak berkaitan.
3. Konsentrasi
Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara
penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu
untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
4. Humor
Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari
persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi
lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan
humor.
5. Supresi
Yaitu
kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga
memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih
konstruktif.
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
Yaitu
kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak
jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut.
7. Empati
Yaitu
kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup
kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh
orang lain.
KOPING POSITIF ( SEHAT)
1.Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu
untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan
konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar,
dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan
cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
2. Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk
berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka.
Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan
luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan
dukungan dan pertolongan.
3. Altruisme
Altruisme
merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang
lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari
luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4. Penegasan diri (self assertion)
Individu
berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara
mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi
dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5. Pengamatan diri (Self observation)
Pengamatan
diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara
objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap
tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan
pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
E.
HUBUNGAN SOSIAL
Hubungan
sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif.
Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya
hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas
kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat
negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan
atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.
Hubungan sosial asosiatif adalah proses interaksi yang
cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok.
Hubungan sosial asosiatif memiliki bentuk-bentuk berikut ini.
a. Kerja sama
b. Akomodasi
dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau
sebagai suatu proses. Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk
keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku. n masalah yang terjadi
dapat dilakukan.
c. Asimilasi
adalah proses sosial yang timbul apabila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
bergaul secara interaktif dalam jangka waktu lama.
d. Akulturasi
terimakasih :)
DAFTAR PUSTAKA
·
Alimul
aziz, 2008, kebutuhan dasar manusia,penerbit salemba medika,Jakarta.
·
Charles
abraham,1997,psikologi sosial untuk perawat,penerbit buku kedokteran EGC,
·
Alimul aziz, 2008,keterampilan
dasarpraktik klinik untuk kebidanan,penerbit salemba medika,Jakarta.
·
Pieter
herri zan, 2010, pengantar psikologi untuk kebidanan, penerbit prenada media,
rawamangun jakarta.
·
sarwestrijani,2013,kebutuhan
dasar manusia:psikososial,
http://janisarwestri.blogspot.com/2013/05/kebutuhan-dasar-manusia-psikososial.html,selasa23
september,19.35
· Siwi febrianti,2011, Kebutuhan psikososial , http://indahfebriyantisiwi.blogspot.com/p/kebutuhan-psikososial.html
, selasa 23 september, 17.00
·
Febrianaadhe,2013,PSIKOSOSIAL, http://dedeol.blogspot.com/search/label/KDK,selasa 23 september,20.00.